Pengendalian Internal dan Kas Kecil

cash2.1 Pengertian Pengendalian Internal

AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) memberi definisi sebagai berikut :“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah di tetapkan”.

Kemudian D. Hartanto memberikan penjelasan tentang Pengendalian Intern dengan membedakan kedalam arti yang sempit dan dalam arti luas secara lengkap disebutkan :[1]

Dalam arti sempit : Pengendalian Intern disamakan dengan “Internal Check” yang merupakan prosedur-prosedur mekanisme untuk memeriksa ketelitian dari data-data administrasi, seperti mencocokkan penjumlahan Horizontal dengan penjumlahan Vertikal.

Dalam arti luas: Pengendalian Intern dapat disamakan dengan “Manajemen Control”, yaitu suatu sistem yang meliputi semua cara-cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengawasi/mengendalikan perusahaan. Dalam pengertian Pengendalian Intern meliputi : Struktur Organisasi, formulir-formulir dan prosedur pembukuan dan laporan (Administrasi), budget dan standart pemeriksaan intern dan sebagainya.

2.2 Tujuan Pengendalian Internal

            Tujuan pengendalian internal adalah menyediakan keyakinan yang memadai bahwa :

  1. Aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis

Pengendalian internal dapat melindungi asset perusahaan dari pencurian, kecurangan, penyalahgunaan, atau kesalah penempatan. Salah satu pelanggaran pengendalian internal yang paling serius adalah kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.

  1. informasi bisnis akurat

Informasi yang akurat sangat penting untuk menjalankan perusahaan dengan sukses. Perlindungan asset serta informasi yang akurat sering kali berjalan beriringan. Alasanya adalah karyawan yang mencoba melakukan penipuan juga harus melakukan penyesuaian pencatatan akuntansi agar dapat meneyembunyikan kecurangan yang dilakukannya.

  1. karyawan mematuhi hokum dan peraturan yang berlaku

Perusahan harus patuh pada hokum, peraturan, serta standar pelaporan keuangan yang berlaku.

2.3 Elemen-Elemen Dalam Pengendalian Internal

Manajemen bertanggung jawab merancang dan menerapkan lima elem pengendalian internal untuk mencapai tujuan pengendalian internal. Elemen-elemen tersebut adalah :

  1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. pengendalian internal vc pengendalian manajemen:

  1. pengendalian internal

a penegnedalian manajemen terdiri dari pengendallian intern dan ekstern

  1. lebih nekenkankan pada tujuan perusahaan dan menghubungkan pengendallian manajemen untuk mencapai tujuan
  2. meliputi produksi, transportasi dan riset perusahaan.
  3. pengendalian manjemen
  4. mengendalikan terrdiri dari pengendalian administratif dan pengendalian akuntansi
  5. menekankan pda pengendazlian terhadap mengamankan aktiva perusahaan dengan melakukan pecatatan akuntansi memeadai
  6. meliputi akkuntansi meningkatkan efektifitas dan efesiensi dan taat pd hukum yang berlaku.
  7. Penilaian Risiko

Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasisehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya.

  1. Prosedur Pengendalian

Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:

  • Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib.
  • Pelimpahan tanggung jawab.
  • Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.
  • Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.
  1. Pengawasan

Pengawasan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan olehsistem akuntansi.

Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, strukturkorporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.

  1. Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.

Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

2.4 Pengendalian Kas Terhadap Penerimaan Dan Pembayaran

Yang dimaksud dengan kas (cash) meliputi uang logam, uang kertas, cek, giro, wesel dan simpanan uang yang tersedia untuk ditarik kapan saja dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Biasanya, yang dianggap kas oleh segaian orang adalah semua jenis uang yang diterima oleh bank utuk disimpan direkening tabungan.

Kas menjadi asset yang sangat mudah untuk dicuri atau disalah gunakan oleh karyawan karena mudah dipindah tangankan. Selain itu, banyak transakti baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi penerimaan dan pembayaran kas. Oleh karena itu, perusahaan harus merancang dan menggunakan pengendalian yang dapat melindungi kas dan otoritas kas.

  1. Pengendalian Terhadap Penerimaan Kas

Untuk melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan perusahaan harus mengendalikan kas sejak diterima sampai kas disimpan di bank. Biasanya perusahaan menerima kas dari dua sumber : (1) pelanggan yang membeli barang atau jasa dan (2) pelanggan yang membayar piutangnya.

  1. Kas yang diterima melalui cek atau giro

Pelanggan juga dapat membayar tagihan dengan cek atau giro. Cek dapat diambil tunai di bank, sedangkan giro hanya dapat di pindah buku kan dari rekening pembayar ke rekening bank penerimanya. kebanyakan faktur perusahaan dirancang agar para pelanggan mengembalikan potongan faktur yang berisi jumlah tagihan yang disebut slip pembayaran( remittanceslip , bersama dengan lembar cek atau giro pembayaransi pelanggan.

  1. Kas yang diterima melalui transfer dana elektronik

Dapat diterima melalui transfer dana elektronik, sebagai contoh : sebagian pemegang kartu kredit memberi kuasa kepada bank penerbit kartu kredit untuk membebankan tagihan tagihan rutin seperti telepon selular, internet, ke kartu kreditnya. selanjutnya Bank penerbit kartu kredit akan membayar tagihan tersebut kepada perusahaan telepon.

2.5 Pengendalian Terhadap Pembayaran Kas

  • Setiap kali dilakukan pengeluaran kas sebaiknya digunakan cek jika pengeluaran dalam jumlah besar dan digunakan kas kecil jika pengeluarannya dalam jumlah sedikit. Dan dilakukan oleh petugas yang tidak melakukan pembayaran ( kasir ).
  • Cek yang digunakan untuk melakukan pengeluaran sebaiknya bernomor urut , dan cek yang batal tidak boleh dibuang tetapi dituliskan tanda “batal’ agar dapat dipertanggungjawabkan pemakaiannya dan tidak disalahgunakan.
  • Cek hanya dapat ditandatangai apabila tujuan pembayarannya sudah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang .
  • Pejabat yang berwenang menandatangani cek harus terpisah dari pejabat yang melakukan pengesahan cek. Setiap kali dilakukan pengeluaran kas sebaiknya digunakan cek jika pengeluaran dalam jumlah besar dan digunakan kas kecil jika pengeluarannya dalam jumlah sedikit. Dan dilakukan oleh petugas yang tidak melakukan pembayaran ( kasir ).
  • Cek yang digunakan untuk melakukan pengeluaran sebaiknya bernomor urut , dan cek yang batal tidak boleh dibuang tetapi dituliskan tanda “batal’ agar dapat dipertanggungjawabkan pemakaiannya dan tidak disalahgunakan.
  • Cek hanya dapat ditandatangai apabila tujuan pembayarannya sudah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang .
  • Pejabat yang berwenang menandatangani cek harus terpisah dari pejabat yang melakukan pengesahan cek.
  • Cek harus ditandatangani oleh 2 orang pejabat yang ditunjuk oleh perusahaan dapat dipercaya.
  • Apabila cek-cek sudah ditandatangai, maka bukti-bukti pendukung atas pengeluaran cek tersebut diberi tanda “ telah dibayar “ . Prosedur ini perlu agar bukti pendukung atas pembayaran tidak dapat digunakan lagi.
  1. Sistem Voucher

System voucher adalah serangkaian prosedur untuk mengotorisasi dan membukukan menggunakan kewajiban serta pembayaran kas. System voucher lazimnya. (1) voucher, (2) arsip untuk voucher yang belum dibayar, dan (3) arsip untuk voucher yang sudah dibayar. Pada umumnya, voucher adalah setiap dokumen yang berfungsi sebagai bukti otoritas untuk pembayaran kas. Misalnya, faktur yang telah mendapat persetujuaan sebagaimana mestinya untuk pembayaran dapat dianggap sebagai voucher. Namun, pada banyak perusahaan, voucher merupakan formulir khusus untuk mencatat data yang relevan mengenai kewajiban dan rincian pembayarannya.

Pada setiap voucher dicantumkan nomor faktur kreditor dan jumlah serta syarat fakktur tersebut. Akunakun yang digunakan untuk mencatat pembayaran dicantumkan pada distribusi akun.

Voucher biasanya disiapkan di Departemen Akuntansi setelah semua dokumen pendukung yang diperlukan diterima. Misalnya, bila suatu voucher disiapkan untuk pembelian barang, maka voucher tersebut harus didukung dengan faktur dari pemasok, pesanan pembelian, dan laporan penerimaan barang. Dalam menyiapkan voucher, petugas utang usahameneliti kuantitas, harga dan keakuratan laporan pada dokumen pendukung. Hal ini memberi jaminan bahwa pembayaran dilakukan untuk barang yang dipesan dan diterima sebagaimana mestinya.

Setelah suatu voucher disiapkan, voucher tersebut dan dokumen pendukung disampaikan kepada pejabat berwenang untuk mendapat persetujuan. Setelah disetujui, voucher dikembalikan ke Departemen Akuntansi untuk dicatat dalam akun. Kemudaian voucher tersebut diarsip pada arsip voucher yang belum dibayar berdasarkan tanggal jatuh tempo sehingga semua diskon pembelian yang tersedia dapat diambil.

Pada tanggal jatuh tempo, voucher dipindahkan dari arsip voucher yang belum dibayar. Tanggal, nomor, dan jumlah cek tersebut dituliskan di belakang voucher. Pembayaran atas voucher tersebut dibukukan sebagaimana halnya dengan pembayaran utang usaha.

Setelah dibayar, voucher dicap ”lunas” dan biasanya diarsip berdasarkan nomor urut pada arsip voucher yang sudah dibayar. Voucher tersebut sekarang siap untuk diperiksa oleh karyawan yang memerlukan informasi mengenai pembayaran masa lalu.

Sistem voucher bisa disiapkan secara manual atau terkomputerisasi, dokumen pendukung yang telah mendapat persetujuan sebagaimana mestinya akan langsung dimasukkan kedalam arsip komputer. Pada tanggal jatuh tempo, cek akan disiapkan secara otomatis dan dikirimkan sebagai kreditor. Pada saat itu juga, voucher akan secara otomatis ditransfer ke arsip voucher yang sudah dibayar. Dalam beberapa kasus, pembayaran bisa dilakukan secara elektronik tanpa perlu menggunakan cek.

  1. Transfer Dana secara Elektronik

Dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat, banyak perusahaan sedang mengupayakan penggunaan sistem yang lebih efisien untuk membukukan dan mentransfer kas diantara perusahaan. Sistem tersebut acapkali menggunakan transfer dana elektronik. Pada sistem EFT, komputer menggantikan kertas dalam pelaksanaan transaksi kas. Misalnya, sebuah perusahaan dapat membayar para karyawannya dengan EFT. Dalam sistem semacam itu, para karyawan memberi otorisasi untuk menyetorkan cek gaji mereka ke rekening bank. Pada setiap tanggal penggajian, perusahaan langsung mentransfer dana secara elektronik ke rekening bank karyawan bersangkutan melalui sistem komputer dan jaringan telepon. Begitu juga, banyak perusahaan menggunakan sistem EFT untuk membayar pemasok dan penjual lainnya.

2.6 Rekening Bank

Agar pengawasan intern terhadap kas baik maka semua penerimaan uang harus segera disetorkan ke bank dan setiap kali pembayaran dilakukan dengan cek, untuk itu biasanya perusahaan membuka rekening dibank. Manfaat membuka rekening dibank bagi perusahaan adalah :

  1. Transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan lebih mudah.
  2. Menyimpan uang di Bank lebih aman dari kemungkinan kehilangan atau kebakaran.

Biasanya rekening yang dimiliki perusahaan di Bank dalam bentuk giro. Setiap bulan bank akan memberitahukan laporan kepada para pemegang giro, yang berisi Tentang informasi saldo giro pada awal, setoran-setoran yang diterima selama sebulan, cek-cek yang ditarik, pendebitan dan pengkreditan lainnya yang telah dilakukan oleh bank atas rekening pemegang giro dan saldo akhir giro.

Berkaitan dengan rekening bank tersebut, biasanya saldo yang nampak dalam Laporan bank yang diterima pemegang giro dari banknya kadang-kadang tidak sama dengan saldo yang nampak dalam pembukuan pemegang giro ( perusahaan ). Hal-hal yang bisa menyebabkan terjadinya perbedaan itu adlah karena adanya kesalahan pembukuan baik yang terjadi dalam pembukuan pemegang giro atau juga mungkin dari pembukuan yang diselenggarakan bank. Untuk mengatasi hal tersebut maka perusahaan perlu membuat rekonsiliasi bank.

  1. Penggunaan Rekening Bank

Penggunaan rekening bank memudahkan transfer dana anatara rekening yang satu dengan rekening lain. Sebagai contoh, sistem transfer dana elektronik memerlukan rekening bank untuk transfer dana anatarperusahaan, sehingga tidak melibatkan uang tunai dalam jumlah besar yang berisiko. Selain itu, perbankan online memungkinkan perusahaan untuk mengirim uang dan membayar tagihan secara elektronik serta memantau saldo kas secara real time.

  1. Rekening Koran

Setiap organisasi dalam penerimaan dan pengolahan dana yang diperoleh dari donor pasti berhubungan dengan bank sebagai tempat untuk menyimpan dana yang diperolehnya. Setiap transaksi penarikan dan penambahan dana pasti dicatat oleh pihak bank. Kadang dalam pencatatan di organisasi dan pihak bank mengalami selisih yang disebabkan oleh beberapa hal. Untuk itu pihak bank akan mengeluarkan rekening koran untuk melaporkan semua transaksi yang telah dilakukan oleh organisasi yang berkaitan dengan dana yang disimpan selama periode tertentu.

Rekening koran memuat hal yang sama dengan buku tabungan. Di dalamnya, sama-sama memuat mengenai tanggal dan sandi transaksi, mutasi debet, mutasi kredit, dan saldo. Bedanya adalah kalau buku tabungan dibuka untuk nasabah (deposan) perorangan, sedangkan rekening koran untuk nasabah corporate(entitas). Nasabah perorangan biasanya akan mendatangi bank bersangkutan untuk mencetak setiap transaksi bank yang terjadi ke dalam buku tabungan, sedangkan untuk nasabah corporate, biasanya rekening koran yang memuat transaksi bulanan akan dikirim langsung oleh bank ke nasabah bersangkutan. Khusus untuk rekening koran (laporan yang memuat rincian atas transaksi rekening giro), seluruh penarikan kas harus dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Berbeda dengan buku tabungan (yang memuat rincian atas transaksi rekening tabungan), penarikan kas dapat dilakukan seperti biasanya (menggunakan slip penarikan) dan tidak menggunakan cek atau bilyet giro.

Dalam satu buku tabungan biasanya bisa menampung rincian transaksi dari beberapa periode (tergantung pada sedikit atau banyaknya transaksi bank yang terjadi). Jika seluruh halaman yang ada dalam buku tabungan telah terpakai, maka bank akan menggantinya dengan buku tabungan yang baru. Sedangkan rekening koran yang rutin dikirim oleh bank sifatnya bulanan. Setiap bulan, nasabah akan menerima rekening koran yang meringkas seluruh transaksi bank selama satu bulan terakhir. Sebagai contoh, rekening koran yang memuat transaksi bank selama bulan Januari baru akan diterima oleh organisasi di bulan Pebruari, dan seterusnya.

Dalam rekening koran akan tampak saldo awal bulan (yang diambil dari saldo akhir bulan sebelumnya), mutasi debet, mutasi kredit, dan saldo akhir bulan (yang akan menjadi saldo awal bulan berikutnya). Dalam rekening koran juga biasanya memuat mengenai ringkasan transaksi.

Sistem akuntansi atau pencatatan yang ada dalam buku tabungan maupun rekening koran mewakili kepentingan bank. Perhatikanlah bahwa setiap setoran uang, kiriman uang masuk (baik sebagai hasil penagihan piutang wesel dari pelanggan maupun penerimaan pinjaman) serta pendapatan bunga akan dicatat oleh bank bersangkutan di sebelah kredit (pola kolom mutasi kredit), baik dalam buku tabungan maupun rekening koran. Ini artinya adalah bahwa setiap setoran yang dilakukan nasabah, kiriman uang masuk, maupun pendapatan bunga yang menjadi hak (milik) nasabah akan menambah jumlah kewajiban bank terhadap nasabah bersangkutan (ingat kembali bahwa kewajiban memiliki saldo normal atau akan bertambah di sebelah kredit), yang berarti juga saldo nasabah ikut bertambah. Bank biasanya akan menerbitkan nota kredit (credit memorandum) untuk transaksi-transaksi yang sifatnya menambah kewajiban bank terhadap nasabahnya.

Sebaliknya, bank akan menerbitkan nota debet (debit memorandum) untuk transaksi-transaksi yang sifatnya mengurangi kewajiban bank terhadap nasabahnya (mengurangi saldo nasabah), seperti penarikan uang, beban administrasi, pajak, dan cek yang dikembalikan karena tidak cukup dana. Pada waktu bank menerima setoran cek dari nasabahnya, maka bank akan menerbitkan nota kredit untuk nasabah yang bersangkutan, lalu apabila ternyata setoran cek tersebut tidak ada atau tidak cukup dananya, maka bank akan kembali menerbitkan nota debet atas nasabah bersangkutan untuk membatalkan nota kredit yang tadi.[2]

2.7 Kas

  1. Pengertian Kas

Menurut Munawir (1983:14), pengertian kas adalah sebagai berikut:

“Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet).”

Pendapat lainnya juga hampir sama di kemukakan oleh: Theodarus M. Tuanakotta, AK, (1982:150) dalam bukunya Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik, yaitu:

“Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.”

Dari pendapat-pendapat tersebut diatas dapatlah di tarik kesimpulan bahwa kas adalah seluruh uang tunai dan bentuk-bentuk lainnya yang dapat diuangkan setiap saat apabila perusahaan membutuhkan.

2.8 Kas Kecil (Petty Cash)

Dalam perusahaan, transaksi pengeluaran uang begitu banyak. Ada pengeluaran uang yang jumlahnya relatife kecil dan ada pula pengeluaran yang jumlahnya relatife besar. Uang tunai yang di sediakan untuk pengeluaran yang jumlahnya relatife kecil di sebut Kas Kecil atau Petty Cash. Contohnya membeli perlengkapan seperti alat tulis, materai dan sebagainya.

Uang tunai tersebut di serahkan kepada kasir kas kecil dan ia bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran yang jumlahnya relatif kecil. Apabila uang yang ada di kasir kas kecil sudah mencapai batas minimum, maka kasir kas kecil mengajukan permintaan penggantian dengan melampirkan bukti pengeluaran kas kecil dan buku kas kecil.

Sebelum di bentuk kas kecil, terlebih dahulu harus menentukan jumlah uang tunai yang di butuhkan oleh kas kecil selama periode tertentu misalnya satu bulan.

Ada dua metode untuk membukukan kas kecil yaitu :

  1. Metode Dana Tetap (Imprest Method)

Kasir kas kecil menerima uang tunai dan melaksanakan pembayaran sesuai ketentuan yang telah di tetapkan. Jika sisa uang sudah mencapai batas minimum kasir mengajukan permohonan untuk memperoleh penggantian dengan memperlihatkan bukti pengeluaran kas kecil.Besarnya penggantian sebesar pengeluaran yang telah dilakukan sehingga saldo kas kecil selalu tetap seperti semula.

  1. Metode Fluktuasi (Fluktuation Method)

Perbedaan antara metode dana tetap dengan metode fluktuasi sebagai berikut:

  1. Dalam metode dana tetap, pengeluaran yang dilakukan oleh kasir kas kecil tidak di buat jurnal sedangkan dalam metode fluktuasi pengeluaran yang di lakukan oleh kasir kas kecil di buat jurnal.
  2. Dalam metode dana tetap, Besarnya penggantian sebesar pengeluaran yang telah dilakukan sehingga saldo kas kecil selalu tetap seperti semula. sedangkan dalam metode fluktuasi pengisian kembali tidak harus sebesar pengeluaran yang di lakukan.
  3. Dalam metode dana tetap, saldo kas kecil tetap (seperti semula) sedangkan dalam metode fluktuasi saldo kas kecil berubah-ubah (tidak tetap)

2.9 Contoh Soal dan Penyelesaian

  1. TANJUNG MEKAR mulai 1 April 2002 membentuk kas kecil dengan menggunakan metode dana tetap (imprest method) dan metode fluktuasi (fluktuation method). Pengisian kembali kas kecil setiap seminggu sekali pada awal bulan. Pada tanggal 1 April di bentuk kas kecil Rp 350.000. uang tersebut di serahkan kepada kasir kas kecil .

Selama seminggu pertam selam bulan april kas kecil telah mengeluarkan uang dengan rincian sebagai berikut :

Pembayaran perlengkapan        Rp   70.000

Pembayaran telepon                 Rp   60.000

Pembayaran rekening listrik       Rp   80.000

Pembelian perlengkapan           Rp   50.000

Pembayaran beban lain-lain       Rp   40.000 +

Jumlah              Rp.300.000

 

Dik      : Saldo Rp 2.500.000

Diminta:

  1. Metode Dana Tetap (Imprest Method)
  2. Metode Fluktuation (Fluktuation Method )

Penyelesaian !

  1. Metode Dana Tetap (Imprest Method)

Pada tanggal 1 April di bentuk kas kecil Rp 350.000, di buat dalam bentuk jurnal.

Jurnal Pembentukan Kas Kecil

Tanggal Nama. Perkiraan Debet Kredit
April Kas kecil 350.000
1            Kas 350.000

 

Selam seminggu pertama dalam bulan April kasir kas kecil telah mengeluarkan uang dengan perincian sebagai berikut :

3 April membeli perlengkapan   Rp   70.000

4 April membayar rekening telepon       Rp   60.000

5 April membayar  rekening listrik         Rp   80.000

6 April membeli  perlengkapan Rp   50.000

7 April membayar bensin                      Rp   40.000 +

Jumlah              Rp.300.000

 

Transaksi di atas oleh kasir kas kecil akan di catat dalam buku kas kecil sebagai berikut:

Buku Kas Kecil

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
April 1 Pembentukan kas kecil 350.000 350.000
April 3 Perlengkapan 70.000 280.000
April 4 Rekening telepon 60.000 220.000
April5 Rekening listrik 80.000 140.000
April 6 Perlengkapan 50.000   90.000
April 7 Bensin 40.000   50.000

Pada tanggal 10 April 2002 kas kecil di isi kembali , rinciannya sbb:

Jurnal Pengisian Kembali Kas

Tanggal Nama Perkiraan Debet Kredit
April 10 Perlengkapan 120.000
Beban telepon 60.000
Bebab listrik 80.000
Beban bensin 40.000
Kas 300.000

Dari jurnal di atas, kas kecil tidak mengalami perubahan, saldo kas kecil tetap Rp. 350.000 dan di posting kedalam buku besar kas kecil.

Buku Besar Kas Kecil

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
April 1 Pembentukan kas kecil


Kas

 

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
April 1 Saldo 2.500.000
April 1 Kas kecil 350.000 2.150.000
April 10 Perlengkapan 120.000 2.030.000
Beban telepon   60.000 1.970.000
Beban listrik   80.000 1.890.000
Beban bensin   40.000 1.850.000

 

Jadi saldo kas kecil pada tanggal 31 April adalah sebesar Rp 1.850.000

 

  1. Metode Fluktuation (Fluktuation Method)

Jurnal untuk mencatat pembentukan kas kecil sebagai berikut:

Jurnal Pembentukan Kas Kecil

Tanggal Nama. Perkiraan Debet Kredit
April Kas kecil 350.000
1            Kas 350.000

 

Selama seminggu pertama dalam bulan April kasir kas kecil telah mengeluarkan uang dengan perincian sebagai berikut :

3 April membeli perlengkapan   Rp   70.000

4 April membayar rekening telepon       Rp   60.000

5 April membayar  rekening listrik         Rp   80.000

6 April membeli  perlengkapan Rp   50.000

7 April membayar bensin                      Rp   40.000 +

Jumlah              Rp.300.000

 

Setiap terjasi pengeluaran kas harus di buatkan jurnal sbb :

Jurnal

Tanggal Nama Perkiraan Debet Kredit
April 3 Perlengkapan 70.000
          Kas kecil 70.000
April 4 Beban telepon 60.000
           Kas kecil 60.000
April5 Beban listrik 80.000
            Kas kecil 80.000
April 6 Perlengkapan 50.000
                  Kas kecil 50.000
April 7 Beban bensin 40.000
            Kas kecil 40.000

 

Untuk mencatat pengisian kembali kas kecil, pada tanggal 10 April 2002 kas kecil di isi kembali sebesar  Rp 200.000 maka jurnalnya :

Jurnal Pengisian Kembali Kas

Tanggal Nama Perkiraan Debet  Kredit
April 10 Kas kecil 200.000
Kas 200.000

Setelah pengisian kembali, saldo kas kecil sebesar Rp 250.000 (tidak seperti semula) yaitu Rp. 300.000, jadi berfluktuasi lebih kecil.

Buku Kas Kecil

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
April 1 Pembentukan kas kecil 350.000 350.000
April 3 Perlengkapan 70.000 280.000
April 4 Beban telepon  60.000 220.000
April 5 Beban listrik   80.000 140.000
April 6 Perlengkapan   50.000   90.000
April 7 Beban bensin   40.000   50.000
April 8 Pengisian kembali 200.000 250.000

 

[1] Jawa Post, http://jawaposting.blogspot.com/2010/11/penellitian-efektivitas-pengendalian.html, penelitian efektif pengendalian intern, pada tanggal 9 September 2012, pukul 14:10

 

[2] Sri Asturi, http://www.keuanganlsm.com/article/apakah-rekening-koran-itu/, Apa itu rekening Koran?, Pada 9 September 2012, Pukul 15:35.

Tinggalkan komentar